Hari ini baru saja saya membaca tulisan ini. Sungguh betul apa kata tulisan itu: lidah nggak ada tulangnya, hati ada darahnya. Jangankan satu percakapan, satu kalimat bahkan satu kata yang terlontarkan, sanggup menggoreskan luka sepanjang hidup. Saya seringkali merasa menyesal, sesal yang sebenarnya sia-sia, karena ucapan saya yang terlanjur terlontarkan, lantas melukai hati dan menyinggung perasaan orang lain. Kalau sudah begini, malu dan minta maaf pun belum tentu dapat mengembalikan keadaan seperti semula. Orang yang tersinggung dengan saya sangat mungkin akan selalu mengingat saya sepanjang hidupnya sebagai orang yang berbuat kesalahan kepadanya. Setiap kali nama saya atau wajah saya teringat di benaknya, yang muncul adalah kesalahan saya kepadanya. Walaupun bahkan mungkin saya tidak sengaja tetapi seperti kata tulisan tadi: lidah nggak ada tulangnya, seringkali sadar atau tidak, apa yang diucapkan menyinggung perasaan orang lain.
Lebih sedih lagi, kalau kata-kata yang terlontar menyakiti hati orang-orang yang terdekat dengan saya. Saya sedih kepada diri saya sendiri, marah kepada diri sendiri, karena orang-orang yang seharusnya paling saya hargai malahan saya sakiti. Padahal, mereka sudah berbuat yang terbaik bagi saya. Sungguh tidak adil bagi mereka.
Apa yang dapat saya lakukan dalam keadaan ini? Sungguh saya tak tahu, kecuali meminta maaf, dan benar-benar berusaha agar tidak terulang....
Saya nggak meniatkan ini sebagai apologi buat diri sendiri. Sekali salah tetap salah, tercatatlah satu baris dosa di buku laporan saya.... :((. Dan ini nggak akan terhapus sampai hari kiamat kecuali ketulusan hati orang-orang yang kepadanya saya buat dosa, untuk memaafkan saya.
Semoga.
~dalam kesedihan
Tuesday, June 28, 2005
Friday, June 24, 2005
Hari ini...
aku kembali menyadari bahwa dirimu sangat berarti buatku...
Semoga Allah SWT selalu memantapkan hati untuk bersyukur kepada-Nya atas anugrah-Nya ini.
Semoga Allah SWT selalu memantapkan hati untuk bersyukur kepada-Nya atas anugrah-Nya ini.
Labels:
Personal contemplation
Saturday, June 18, 2005
Satu Inspirasi Cinta
Dapet dari milis mhs1298 (thanks to Sadr alias Dab). Bikin tambah kangen sama Adinda sayang... :).
Edit: setelah baca ini, kebetulan nemu tulisan ini lagi di milis lain yang saya ikuti, dan dapat alamat: http://gawtama.blogspot.com
Tulisannya inspiratif banget.
Buat Mas Bayu kalau sempat baca ini: Mohon maaf kalau tulisannya dikutip... :).
===============================================================
Tit.. tiit ? "I luv u". Setiap pagi aku menerima SMS bernada seperti itu. Atau terkadang berupa gambar yang melambangkan cinta. Bukan siapa-siapa, karena wanita yang rajin tak pernah absen mengirimiku ungkapan cinta itu tak lain adalah istriku sendiri. Kemarin kuberitahu dia bahwa tindakannya itu memalukan, untuk sebuah keluarga yang sudah memiliki dua anak, tidak usahlah 'cinta-cinta-an' seperti halnya rang pacaran atau pengantin baru. Tapi ia tidak menggubrisnya, bahkan ia semakin sering dengan menambah rutinitas itu pada setiap sorenya.
Enam setengah bulan lalu, malah dia melakukan satu seremoni yang bagiku hanyalah buang-buang uang saja dan tak selayaknya ia melakukan itu. Malam itu sesampainya aku di rumah, kudapati rumahku hanya diterangi oleh lampu yang remang-remang. Rupanya istriku mengganti lampu ruangan makan kami, agar terkesan lebih romantis, katanya. Sementara dua anakku sudah terlelap menikmati mimpinya, kulihat beberapa batang lilin menyala diatas meja makan yang diatasnya sudah tersedia hidangan penuh selera yang menjadi kesukaanku. Dengan gaun malamnya, ia terlihat begitu cantik. Aku baru ingat, hari itu adalah ulang tahun ketiga pernikahan kami. Bahkan satu bulan sebelumnya, ia mengajakku keluar bersama anak-anak. Kami makan di sebuah restoran yang cukup bagus. Ia yang membayar semuanya, katanya. Pikirku, dari mana ia mendapatkan uang, toh ia tak bekerja. Akhirnya kuketahui itu uang yang ia sisihkan dari jatah bulanan yang kuberikan. Hanya saja bagiku, sekedar merayakan ulang tahunku tidak perlu repot-repot dan mahal seperti ini. Cukup dengan membeli makanan di pasar dan dimakan bersama-sama, selesai, yang penting kita bersyukur kepada-Nya bahwa kita masih diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mengemban amanah-Nya sampai usia kita bertambah hari itu. Yang kuheran, malam sebelumnya tepat pukul 00.01 WIB ketika detik pertama pada tanggal kelahiranku, sebuah kecupan hangat mendarat di keningku. Kubuka perlahan mataku dan kudapatkan senyumannya yang manis. Malam itu ia menghadiahiku sebuah jam tangan yang didalam bungkus kadonya terdapat sebuah kartu ucapan bertuliskan: "Take My Heart In Your Arm".
O ya, sekedar memberitahu, handphone yang kupakai sekarang ini adalah handphone hadiah darinya pada saat ulangtahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu itu. Aku sempat menolaknya, karena handphone-ku sebelumnya juga masih bagus. Dengan sedikit senyum ia menghulurkan sebungkus kado cantik itu. Didalamnya, kutemukan kembali sebuah kartu bertuliskan sebuah pesan (harap) singkat: "Keep In Touch, Please?". Lucunya, aku lupa bertanya, bagaimana cara ia mendapatkan barang semahal itu. Ah mungkin karena aku sedang terkagum-kagum saja kepada istriku itu, yang membuat aku lupa.
SMS terakhir yang aku terima pagi ini, masih sama isinya. Namun entah kenapa hari ini aku menitikkan air mata. Kuperhatikan kembali rangkaian kata-kata dalam pesan itu, padahal setiap hari aku membacanya. I-L-U-V-U. kuperhatikan satu persatu huruf yang terangkai singkat itu, namun titik air dari mataku semakin bertambah. Aku jadi teringat dengan handphone hadiah darinya, teringat dengan makan malam istimewa nan romantis saat ulang tahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu, jam tangan hadiah darinya saat ulangtahunku, semua perhatian, cinta dan kasih sayangnya kepadaku. Ooh ?
Tiba-tiba mataku menatap lingkaran merah di satu tanggal pada kalender mejaku. Disitu tertulis, "Ultah istriku". Ya Allah? aku hampir saja melupakannya kalau besok adalah hari ulang tahunnya. Sementara hari sudah sore, aku bingung harus menyiapkan hadiah apa untuknya, padahal uangku sudah habis, tak mungkinlah jika aku meminta kepadanya untuk membeli hadiah untuknya, jelas nggak surprise.
Akhirnya, aku nekat menelepon beberapa teman dan karibku, atau siapapun yang bisa kupinjam uangnya. Aku ingin memberinya sesuatu. Namun, apa daya, tak satupun dari mereka bisa meminjamkannya karena memang selain mendadak, bukan tanggal yang tepat bagi siapapun untuk meminjam uang di tanggal tua. Aku lemas, hari sudah terlalu malam bagiku untuk mengetuk pintu orang kesekian untuk kupinjami uangnya. Lagipula toko-toko mulai tutup, kalaupun aku mendapatkan uangnya, sudah terlambat untuk membeli sesuatu. Langkahku gontai, aku malu jika pulang tak membawa apa-apa. Aku menyesal, rupanya kesibukan dan sifat egoisku yang selama ini menutupi semua perhatian dan cinta yang diberikannya, hingga tak sekalipun aku membalasnya. Sambil berjalan, lalu terbetik sebuah ide kecil dibenakku? Aku pulang, kudapati rumahku sudah sepi, istri dan kedua anakku sudah terlelap. Aku tak ingin membangunkan mereka. Belum juga mataku merapat karena masih membayangkan betapa menyesalnya aku yang telah mengabaikan perhatian dan kasih sayangnya selama ini, bahkan tak sepatah kata 'terima kasih' pun aku ucapkan untuk semua cintanya itu.
Satu jam kemudian, istriku terbangun untuk menunaikan sholat malamnya. Biasanya ia membangunkan aku (atau sebaliknya jika aku bangun terlebih dulu) untuk sholat bersama. Namun ia tak segera, karena kuyakin matanya langsung menatap setangkai bunga mawar merah yang kuletakkan disamping bantal tidurnya. Sementara aku masih berpura-pura terlelap, namun mataku sesekali menangkap senyuman di bibirnya ketika ia membaca kertas kecil yang kuikatkan ditangkai bunga itu, "Maafkan abang dik, yang telah melupakan perhatian dan cinta adik. Bunga ini memang tidak akan mampu membalas semua yang telah adik berikan.. with luv?" ***
Saudaraku, berapapun usia pernikahan anda, tetaplah perbaharui cinta berdua dengan senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang. Sehingga kelak, cita-cita berdua sampai di surga-Nya bukanlah sekedar impian. Dengan cinta dan perhatian yang tulus kepada pasangan anda, segala cobaan, ujian seberat apapun akan mampu diatasi bersama, selamanya, tanpa harus berakhir dengan tangis dan penyesalan. Sehingga juga dengan itu, waktu yang anda punya tak habis terpakai untuk menyelesaikan semua persoalan, dan anda bisa lebih memfokuskan harap dan do'a semoga Allah tersenyum juga mencurahkan cinta-Nya karena kasih dan sayang setiap hamba kepada pasangannya. (Bayu Gautama, With Love).
Edit: setelah baca ini, kebetulan nemu tulisan ini lagi di milis lain yang saya ikuti, dan dapat alamat: http://gawtama.blogspot.com
Tulisannya inspiratif banget.
Buat Mas Bayu kalau sempat baca ini: Mohon maaf kalau tulisannya dikutip... :).
===============================================================
Tit.. tiit ? "I luv u". Setiap pagi aku menerima SMS bernada seperti itu. Atau terkadang berupa gambar yang melambangkan cinta. Bukan siapa-siapa, karena wanita yang rajin tak pernah absen mengirimiku ungkapan cinta itu tak lain adalah istriku sendiri. Kemarin kuberitahu dia bahwa tindakannya itu memalukan, untuk sebuah keluarga yang sudah memiliki dua anak, tidak usahlah 'cinta-cinta-an' seperti halnya rang pacaran atau pengantin baru. Tapi ia tidak menggubrisnya, bahkan ia semakin sering dengan menambah rutinitas itu pada setiap sorenya.
Enam setengah bulan lalu, malah dia melakukan satu seremoni yang bagiku hanyalah buang-buang uang saja dan tak selayaknya ia melakukan itu. Malam itu sesampainya aku di rumah, kudapati rumahku hanya diterangi oleh lampu yang remang-remang. Rupanya istriku mengganti lampu ruangan makan kami, agar terkesan lebih romantis, katanya. Sementara dua anakku sudah terlelap menikmati mimpinya, kulihat beberapa batang lilin menyala diatas meja makan yang diatasnya sudah tersedia hidangan penuh selera yang menjadi kesukaanku. Dengan gaun malamnya, ia terlihat begitu cantik. Aku baru ingat, hari itu adalah ulang tahun ketiga pernikahan kami. Bahkan satu bulan sebelumnya, ia mengajakku keluar bersama anak-anak. Kami makan di sebuah restoran yang cukup bagus. Ia yang membayar semuanya, katanya. Pikirku, dari mana ia mendapatkan uang, toh ia tak bekerja. Akhirnya kuketahui itu uang yang ia sisihkan dari jatah bulanan yang kuberikan. Hanya saja bagiku, sekedar merayakan ulang tahunku tidak perlu repot-repot dan mahal seperti ini. Cukup dengan membeli makanan di pasar dan dimakan bersama-sama, selesai, yang penting kita bersyukur kepada-Nya bahwa kita masih diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mengemban amanah-Nya sampai usia kita bertambah hari itu. Yang kuheran, malam sebelumnya tepat pukul 00.01 WIB ketika detik pertama pada tanggal kelahiranku, sebuah kecupan hangat mendarat di keningku. Kubuka perlahan mataku dan kudapatkan senyumannya yang manis. Malam itu ia menghadiahiku sebuah jam tangan yang didalam bungkus kadonya terdapat sebuah kartu ucapan bertuliskan: "Take My Heart In Your Arm".
O ya, sekedar memberitahu, handphone yang kupakai sekarang ini adalah handphone hadiah darinya pada saat ulangtahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu itu. Aku sempat menolaknya, karena handphone-ku sebelumnya juga masih bagus. Dengan sedikit senyum ia menghulurkan sebungkus kado cantik itu. Didalamnya, kutemukan kembali sebuah kartu bertuliskan sebuah pesan (harap) singkat: "Keep In Touch, Please?". Lucunya, aku lupa bertanya, bagaimana cara ia mendapatkan barang semahal itu. Ah mungkin karena aku sedang terkagum-kagum saja kepada istriku itu, yang membuat aku lupa.
SMS terakhir yang aku terima pagi ini, masih sama isinya. Namun entah kenapa hari ini aku menitikkan air mata. Kuperhatikan kembali rangkaian kata-kata dalam pesan itu, padahal setiap hari aku membacanya. I-L-U-V-U. kuperhatikan satu persatu huruf yang terangkai singkat itu, namun titik air dari mataku semakin bertambah. Aku jadi teringat dengan handphone hadiah darinya, teringat dengan makan malam istimewa nan romantis saat ulang tahun pernikahanku enam setengah bulan yang lalu, jam tangan hadiah darinya saat ulangtahunku, semua perhatian, cinta dan kasih sayangnya kepadaku. Ooh ?
Tiba-tiba mataku menatap lingkaran merah di satu tanggal pada kalender mejaku. Disitu tertulis, "Ultah istriku". Ya Allah? aku hampir saja melupakannya kalau besok adalah hari ulang tahunnya. Sementara hari sudah sore, aku bingung harus menyiapkan hadiah apa untuknya, padahal uangku sudah habis, tak mungkinlah jika aku meminta kepadanya untuk membeli hadiah untuknya, jelas nggak surprise.
Akhirnya, aku nekat menelepon beberapa teman dan karibku, atau siapapun yang bisa kupinjam uangnya. Aku ingin memberinya sesuatu. Namun, apa daya, tak satupun dari mereka bisa meminjamkannya karena memang selain mendadak, bukan tanggal yang tepat bagi siapapun untuk meminjam uang di tanggal tua. Aku lemas, hari sudah terlalu malam bagiku untuk mengetuk pintu orang kesekian untuk kupinjami uangnya. Lagipula toko-toko mulai tutup, kalaupun aku mendapatkan uangnya, sudah terlambat untuk membeli sesuatu. Langkahku gontai, aku malu jika pulang tak membawa apa-apa. Aku menyesal, rupanya kesibukan dan sifat egoisku yang selama ini menutupi semua perhatian dan cinta yang diberikannya, hingga tak sekalipun aku membalasnya. Sambil berjalan, lalu terbetik sebuah ide kecil dibenakku? Aku pulang, kudapati rumahku sudah sepi, istri dan kedua anakku sudah terlelap. Aku tak ingin membangunkan mereka. Belum juga mataku merapat karena masih membayangkan betapa menyesalnya aku yang telah mengabaikan perhatian dan kasih sayangnya selama ini, bahkan tak sepatah kata 'terima kasih' pun aku ucapkan untuk semua cintanya itu.
Satu jam kemudian, istriku terbangun untuk menunaikan sholat malamnya. Biasanya ia membangunkan aku (atau sebaliknya jika aku bangun terlebih dulu) untuk sholat bersama. Namun ia tak segera, karena kuyakin matanya langsung menatap setangkai bunga mawar merah yang kuletakkan disamping bantal tidurnya. Sementara aku masih berpura-pura terlelap, namun mataku sesekali menangkap senyuman di bibirnya ketika ia membaca kertas kecil yang kuikatkan ditangkai bunga itu, "Maafkan abang dik, yang telah melupakan perhatian dan cinta adik. Bunga ini memang tidak akan mampu membalas semua yang telah adik berikan.. with luv?" ***
Saudaraku, berapapun usia pernikahan anda, tetaplah perbaharui cinta berdua dengan senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang. Sehingga kelak, cita-cita berdua sampai di surga-Nya bukanlah sekedar impian. Dengan cinta dan perhatian yang tulus kepada pasangan anda, segala cobaan, ujian seberat apapun akan mampu diatasi bersama, selamanya, tanpa harus berakhir dengan tangis dan penyesalan. Sehingga juga dengan itu, waktu yang anda punya tak habis terpakai untuk menyelesaikan semua persoalan, dan anda bisa lebih memfokuskan harap dan do'a semoga Allah tersenyum juga mencurahkan cinta-Nya karena kasih dan sayang setiap hamba kepada pasangannya. (Bayu Gautama, With Love).
Labels:
Personal contemplation
Friday, June 10, 2005
Males banget nulis....
Just a few short news:
Just a few short news:
- The Curse of Chalion dan Paladin of Souls by Louis McMaster Bujold.... reading completed..
- Tanggal 24 and 26 Juni bakal berperan jadi Raden Saleh dalam festival ulang tahun ke 750 di Maxen (desa kecil tempat Raden Saleh dulu pernah tinggal).
- Tanggal 24 siang abis Jum'atan mungkin masih sempat sepakbola indoor. Ada turnamen lokal Fakultas Informatik.
- Adindaku baru ulang tahun... hadiahnya ditunda dulu ya sayang.. :D.
- Bulan terakhir kuliah sebelum ujian semester ini... nggak terasa euuy...
- Lagi nyelesein project Integrated Logic System pake Prova... http://comas.soi.city.ac.uk/prova/
- Tanggal 1-3 Juli sebenarnya ada undangan dari DAAD buat pertemuan, tapi kok sampe sekarang belum ada informasinya ya... :-?
- Tanggal 1-17 Juli ada Summer school on Logic-Based Knowledge Representation. Mbak Dina n Bu Kasiyah bakal datang ke sini buat ikutan juga. Aku juga mau ikutan ah...
- Tanggal 13 Juli, mesti siap-siap presentasi buat kuliah seminar Multiagent System...
- Abis itu siap-siap UAS... doain ya...
Labels:
Daily life,
Miscellaneous
Subscribe to:
Posts (Atom)